Robot trading atau robot forex adalah program komputer yang dibuat berdasarkan signal trading yang bisa membantu kita untuk menentukan posisi sell atau buy. Robot trading diciptakan dengan tujuan untuk mengurangi faktor psikologis dalam trading yang bisa berdampak buruk terhadap keputusan trading yang mungkin Anda buat.
Kebanyakan robot dibuat dengan bahasa pemrograman MQL untuk MetaTrader, sehingga bisa menghasilkan signal-signal trading, bahkan secara otomatis melakukan transaksi berdasarkan signal-signal tersebut. Signal yang dihasilkan juga kebanyakan berasal dari indikator-indikator teknikal untuk MetaTrader, baik itu indikator bawaan maupun indikator custom.
Seringkali ditemukan robot forex (EA) yang sangat profitable dalam jangka pendek tetapi performa jangka panjangnya cukup beragam. Terkadang keuntungan yang diperoleh sangat besar, namun terkadang kerugian yang terjadi juga tidak kecil. Ada juga yang mampu bertahan cukup lama, tetapi hasilnya tidak cukup memuaskan.
Itu terjadi karena robot forex berdasarkan pada strategi trading tertentu yang memiliki karakter khas. Masalahnya, mayoritas strategi trading tidak “tahan segala kondisi”. Ada strategi yang cocok untuk kondisi market trending, ada pula yang cocok untuk kondisi market sideways/ranging. Padahal, sangat jarang ada robot yang bisa mengakomodir semua kondisi market. Simak penjelasan dari autotrade gold 5.0.
Tips Menggunakan Robot (EA) Trading
1. Hindari Aanggapan Bahwa Robot Adalah “Holy Grail”
Robot selalu berdasar pada strategi trading dan tidak ada strategi trading holy grail, dalam arti “tidak pernah loss”. Oleh sebab itu, tidak ada robot yang tidak pernah gagal. Maka pastikan robot trading forex yang Anda pergunakan menyediakan fitur stop loss atau alat manajemen risiko lain untuk membatasi potensi kerugian.
2. Jangan Biarkan Robot Berjalan Tanpa Pengawasan
Robot memang bisa mengeksekusi transaksi tanpa intervensi Anda sebagai seorang trader, tetapi itu tidak lantas bisa menjadi alasan untuk tidak mengawasi jalannya robot tersebut. Robot ibarat mesin yang tetap membutuhkan supervisi manusia.
Jika performa robot mulai menurun, apalagi minus, besar kemungkinan strategi yang “ditanamkan” ke dalam robot tersebut tidak cocok untuk kondisi market saat itu. Maka dari itu, Anda dapat mempertimbangkan untuk menghentikan sementara robot tersebut.
Memang tidak perlu 24 jam mengawasi robot, tetapi setidaknya luangkanlah waktu untuk mengecek kondisi akun Anda, misalnya dua atau tiga kali sehari.
Kebanyakan penjual robot menggunakan jargon “tetap bisa trading meskipun Anda sedang tidur”. Memang tidak ada yang salah, tetapi tidak disarankan untuk ditelan mentah-mentah.
Jika seandainya ada jadwal data ekonomi (misal: suku bunga Fed) di tengah malam, dan Anda tidak bisa terjaga memantaunya, lebih baik non-aktifkan dulu sementara robot Anda.
3. Gunakan Robot Cadangan
Karena robot (EA) bekerja berdasarkan strategi yang diprogramkan ke dalamnya, maka ada kemungkinan hasilnya tidak sesuai harapan karena strategi tersebut tidak sesuai dengan kondisi market saat itu.
Oleh karena itu, ada baiknya jika Anda berpindah sementara dari robot (EA) tersebut ke robot cadangan yang strateginya berbeda, atau Anda melakukan transaksi secara manual dengan strategi yang lain.
Dengan kata lain, disarankan untuk memiliki beberapa robot sehingga ketika salah satu robot memberikan hasil yang kurang memuaskan karena tidak bisa menghadapi kondisi market tertentu, maka Anda bisa menggunakan robot lain yang memang diperuntukkan untuk menghadapi kondisi market tersebut.
4. Pahami dan Kuasai Robot yang Digunakan
Dengan menguasai, atau setidaknya Anda memahami strategi yang dipergunakan dalam robot (EA) tersebut, maka Anda akan tahu kapan sebaiknya robot tersebut di aktifkan atau di non-aktifkan.