Contoh Pidato – Tak sembarang orang mampu memberi pidato walaupun semua orang punya kesempatan yang sama untuk memberikan pidato. Hal tersebut dikarenakan tidak semua orang mampu dalam berbicara di depan publik. Kemampuan berbicara setiap orang berbeda-beda terlebih karena keberanian dan percaya diri mereka yang berbeda. Tidak mudah memang menghadapi ketakutan saat akan berbicara di muka umu, ada perasaan yang sedang diuji, ada percaya diri yang sedang digembleng, dan tentu ada pengetahuan yang menjadi sorot banyak orang. Maka dari itu membekali diri dengan wawasan dan pengetahuan yang cukup akan sangat berpengaruh pada pidato yang dilakukan.
Rasa percaya diri dan keberanian tidak tumbuh begitu saja. Perlu pengalaman dan waktu agar bisa memiliki rasa percaya diri dan keberanian. Pengalaman pidato di tempat dan audiens yang berbeda tentu akan memberikan pengalaman lebih. Nah selain itu naskah atau garis-garis besar pidato yang terstruktur akan mampu membuat pidato semakin tertata dan mendetail. Nah di bawah ini salah satu contoh teks pidato yang bisa kalian jadikan referensi.
Contoh Pidato Agama
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat malam dan salam sejahtera untuk kita semua.
Yang terhormat seluruh jamaah Desa Tunas Hijau yang hadir pada sholat jum’at malam ini. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah Yang Maha Kuasa.
Hadirin semua, perlu kita sadari bahwa pentingnya hidup beragama. Dengan beragama kita diingatkan untuk menemui sang pencipta, dengan beragama kita diajarkan untuk berbagi kepada sesama bahkan untuk mereka yang tidak beruntung. Dengan beragama pula kita belajar tulus dan ikhlas menerima kenyataan baik pahit dan manis. Dengan beragama juga kita belajar bersyukur bahwa betapa indahnya pemberian Allah Yang Maha Kuasa.
Hadirin sekalian, namun begitu agama bukanlah segalanya, agama hanya sebuah kendaraan untuk kita menemui pencipta. Tanpa ada pikiran positif, tanpa adanya niat yang tulus, agama tidak akan ada artinya bila pada kenyataannya kita tetap berperilaku buruk, berprasangka negatif, dan berbuat tidak baik pada sesama di lingkungan sekitar kita.
Maka dari itu hadirin sekalian, beragama harus juga menggunakan nalar yang baik, akal, dan pikiran harus sehat, sehingga barulah kita benar-benar menjalankan syariat beragama.
Kemudian hadirin sekalian, saya ingin bertanya kepada semua jamaah yang hadir malam ini. Apakah malam ini Anda datang dengan penuh keikhlasan menghadap Allah? Apakah langkah kaki jamaah semua penuh ketulusan datang ke Masjid malam ini? Coba tanyakan pada dalam diri sendiri, tak usah dijawab beramai-ramai. Renungkan, tidak hanya malam ini, malam-malam sebelumnya, atau bila diberi kesempatan, malam-malam berikutnya.
Ikhlas dan tidaknya hanya hadirin sekalian yang tahu. Namun satu hal yang penting adalah jangan pernah paksakan saat hati dan jiwa sedang tidak benar-benar ikhlas ingin datang. Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa tidak pernah memaksa-maksa jemaahnya untuk datang dan hadir setiap malam ke rumah Tuhan yang megah ini. Keinginan yang tulus dan didasari dengan penuh keikhlasanlah yang Tuhan harapkan.
Maka semoga dengan hal ini, semua jemaah di Desa Tunas Hijau benar-benar memahami bagaimana beragama yang benar itu. Bukan berati saya melarang jika tidak niat untuk datang. Intinya jangan memaksa, bila saat jam-jam awal hati masih belum enak, jangan dipaksa, tenangkan dulu sejenak, minum air putih, bila sudah siap datanglah, jangan datang saat emosi atau bahkan setelah bertengkar hanya untuk melampiaskan emosi kembali. Tenangkanlah diri, mohon pengampunan dan perlindungan, dan ingat bersyukur atas segala pemberiannya.
Nah hadirin sekalian sekian kiranya yang saya dapat sampaikan malam ini. Semoga pidato kali ini bermanfaat untuk kita semua. Sekian, saya akhiri dengan
Wassalamualaikum Wr. Wb.